00.50 (pesan singkat dariku, untukmu).
Saat aku menulis ini, catatan sederhana yang aku tujukan untukmu.
Semoga kamu membacanya. Setelah itu aku berharap ada perubahan darimu.
Saat aku menulis ini, dadaku dipenuhi rasa sesak dan mataku berlinang air mata.
Saat aku menulis ini, ada sesuatu yang membuatku kecewa hingga harus
kutuliskan untukmu. Agar kamu mengerti dan tidak mengulangi.
Kalau aku sampai seperti ini, apa kamu juga akan seperti itu? Terus
menerus melakukan kesalahan tanpa merasa bersalah? Tidak mengerti jika
ada seseorang yang menunggu pesan singkatmu sampai ia ketiduran?
Apa kamu juga tidak mengerti jika ada sesuatu hal yang kamu
janjikan, setelah ia menunggu terlalu lama ternyata tidak sesuai apa
yang kamu bilang itu menjadi sesak untuknya? Tidak mengerti kah? Kalau
memang tidak berniat berjanji, jangan membuat orang menunggu sebelum ia
lelap dalam tidurnya. Sungguh, itu tidak mengenakkan. Percaya padaku.
Berulang kali kamu melakukan itu. Tanpa merasa bersalah.
Beberapa hari terakhir ini ada yang tak aku mengerti darimu. Kamu
yang kurang peka, atau aku yang harus menunjukkan jika aku sedang
kecewa.
Kamu bilang kamu sedang belajar, nanti aku telfon lagi. Katamu, yaa
kamu bilang seperti itu. kali ini aku sangat mengerti. Aku tidak akan
marah dan tidak akan pernah marah.
Satu jam berlalu, kamu bilang kalau kamu sedang pusing. Masih ingatkah? Harusnya masih, itu kamu kirim beberapa jam yang lalu.
Aku menyuruhmu tidur. Aku kira kamu sudah tidur, satu jam lebih kamu
baru membalas pesanku. Aku ketiduran menunggu pesan singkatmu. Tidak
ada panggilan masuk darimu. Bukan kali ini saja, kemarin-kemarin juga
seperti itu.
Aku tidak tau apa yang kamu lakukan, kamu tidak bilang padaku,
seperti biasa kamu selalu melakukan hal yang sama. Selalu membuatku
khawatir, berpikiran ini itu.
Aku mengerti jika kesibukanmu bukan hanya mengabariku, tapi apakah
sampai seperti ini? Jika sudah bosan, kamu boleh meninggalkanku bukan
dengan cara seperti ini.
Berulang kali kamu bilang kalau aku berubah, berulang kali kamu
memintaku menjadi aku yang dulu. Tapi berulang kali kamu tidak mengerti
kenapa aku sampai seperti ini. Kalau bukan karenamu, itu karena sifat
dan kelakuanmu.
Marahku tak pernah membuatmu berubah, kamu tetap mengulangi
kesalahan yang sama. Jika marahku tidak membuatmu berubah, apa diamku
bisa membuatmu mengerti?
Mengerti jika aku sangat merindukanmu. Mengerti sebab marahku.
Mengerti kenapa sampai nomorku tidak dapat kamu hubungi. Mengerti semua
hal yang tidak kamu mengerti dan itu harus kamu mengerti.
Kata orang, cinta adalah kuatmu. jika kuatmu tidak dihargai, kamu boleh pergi. Apa aku harus seperti itu?
Sabar memang tidak ada batasnya, namun ada tempatnya. Kamu memintaku
untuk sabar, tapi kamu tidak mengerti kalau sabar ada batasnya.
Jika suatu saat nanti aku lelah dengan semua ini. Tolong
mengertilah! jika kuatku melemah untuk terus berada disampingmu.
Berubahlah.
EO <3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar