Senin, 24 November 2014

Semoga kamu membacanya (Dariku, untukmu).

00.50 (pesan singkat dariku, untukmu).
Saat aku menulis ini, catatan sederhana yang aku tujukan untukmu. Semoga kamu membacanya. Setelah itu aku berharap ada perubahan darimu.
Saat aku menulis ini, dadaku dipenuhi rasa sesak dan mataku berlinang air mata.
Saat aku menulis ini, ada sesuatu yang membuatku kecewa hingga harus kutuliskan untukmu. Agar kamu mengerti dan tidak mengulangi.

Kalau aku sampai seperti ini, apa kamu juga akan seperti itu? Terus menerus melakukan kesalahan tanpa merasa bersalah? Tidak mengerti jika ada seseorang yang menunggu pesan singkatmu sampai ia ketiduran?
Apa kamu juga tidak mengerti jika ada sesuatu hal yang kamu janjikan, setelah ia menunggu terlalu lama ternyata tidak sesuai apa yang kamu bilang itu menjadi sesak untuknya? Tidak mengerti kah? Kalau memang tidak berniat berjanji, jangan membuat orang menunggu sebelum ia lelap dalam tidurnya. Sungguh, itu tidak mengenakkan. Percaya padaku.
Berulang kali kamu melakukan itu. Tanpa merasa bersalah.

Beberapa hari terakhir ini ada yang tak aku mengerti darimu. Kamu yang kurang peka, atau aku yang harus menunjukkan jika aku sedang kecewa.
Kamu bilang kamu sedang belajar, nanti aku telfon lagi. Katamu, yaa kamu bilang seperti itu. kali ini aku sangat mengerti. Aku tidak akan marah dan tidak akan pernah marah.
Satu jam berlalu, kamu bilang kalau kamu sedang pusing. Masih ingatkah? Harusnya masih, itu kamu kirim beberapa jam yang lalu.
Aku menyuruhmu tidur. Aku kira kamu sudah tidur, satu jam lebih kamu baru membalas pesanku. Aku ketiduran menunggu pesan singkatmu. Tidak ada panggilan masuk darimu. Bukan kali ini saja, kemarin-kemarin juga seperti itu.
Aku tidak tau apa yang kamu lakukan, kamu tidak bilang padaku, seperti biasa kamu selalu melakukan hal yang sama. Selalu membuatku khawatir, berpikiran ini itu.

Aku mengerti jika kesibukanmu bukan hanya mengabariku, tapi apakah sampai seperti ini? Jika sudah bosan, kamu boleh meninggalkanku bukan dengan cara seperti ini.
Berulang kali kamu bilang kalau aku berubah, berulang kali kamu memintaku menjadi aku yang dulu. Tapi berulang kali kamu tidak mengerti kenapa aku sampai seperti ini. Kalau bukan karenamu, itu karena sifat dan kelakuanmu.
Marahku tak pernah membuatmu berubah, kamu tetap mengulangi kesalahan yang sama. Jika marahku tidak membuatmu berubah, apa diamku bisa membuatmu mengerti?
Mengerti jika aku sangat merindukanmu. Mengerti sebab marahku. Mengerti kenapa sampai nomorku tidak dapat kamu hubungi. Mengerti semua hal yang tidak kamu mengerti dan itu harus kamu mengerti.
Kata orang, cinta adalah kuatmu. jika kuatmu tidak dihargai, kamu boleh pergi. Apa aku harus seperti itu?
Sabar memang tidak ada batasnya, namun ada tempatnya. Kamu memintaku untuk sabar, tapi kamu tidak mengerti kalau sabar ada batasnya.
Jika suatu saat nanti aku lelah dengan semua ini. Tolong mengertilah! jika kuatku melemah untuk terus berada disampingmu. Berubahlah.

EO <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar