Jika hal yang paling membosankan adalah menunggu, mungkin hal yang
paling menyakitkan adalah jatuh cinta diam-diam. Bukan hanya sekali, ini
udah berkali-kali terjadi padaku. Bukan mau ku, memang kenyataannya
begitu. Secret admirer sebutan untuk pengagum rahasia.
Secret admirer. Menjadi pengagum dibalik senyum-senyumnya yang
menggetarkan hati. Atau ketika dia sedang bercanda dengan
temen-temannya. Tawanya, sungguh itu hal yang paling menyenangkan saat
melihat dia tertawa lepas. Tanpa beban.
Beberapa kali mata kita bertabrakan tanpa sengaja. Itu, saat itu
seperti ada obat yang melemahkan urat-uratku. Lemas, jantung berdebar
tak tau berapa kecepatannya mungkin melebihi kecepatan kereta api -_-.
Kadang aku berfikir "pantaskah aku untuknya?" Atau "mungkinkah suatu
saat nanti dia menjadi milikku?" ah lamunanku terlalu tinggi. Hanya
sekedar melihatnya dari jauh saja hatiku sudah senang. Apalagi..
Sudahlah aku tak ingin bermimpi terlalu jauh, aku takut jika apa yang
aku impikan tidak sama dengan apa yang terjadi saat aku terbangun.
untuk berkenalan dengannya saja aku tidak berani. Meski begitu, aku
mengetahui semua yg tidak orang-orang ketahui. Namanya juga pengagum
rahasia, semua dilakukan untuk lebih dekat dengan dia. Mulai dari stalk
fb, twitter, path, instagram, semua sosmed dia. Dari rasa penasaran
menjadi rasa yang bisa bikin senyum-senyum sendiri sampai rasa yang
menyesakkan dada.
Dia, seseorang yang sering menyita waktuku tanpa malu-malu .
Seseorang yang tiba-tiba masuk tanpa permisi kedalam ruangan yang tidak
sembarang orang bisa masuk. Anehnya, dia bisa memasuki dengan sesuka
hati, ruangan berwarna merah muda tak berpintu yang sering disebut
dengan hati. Bukan hal yang mudah untukku menerima sosok baru untuk
menghuni ruangan spesial ini, apalagi setelah ruangan ini berantakan
dengan masa lalu yang terkadang membuatku tidak mengizinkan siapapun
memasuki ruangan ini. Tidak mudah untukku menata kembali ruangan
berantakan karena kepingan-kepingan hati yang runtuh dan berserakan.
Butuh beberapa waktu untuk menata kembali ruangan ini agar pemiliknya
kelak merasa nyaman dan tidak berniat untuk meninggalkan.
Kamuu, calon penghuni hatiku.. Aku mencintaimu, jangan terlalu lama membisu. Pura-pura tak tau ada yg menunggumu.
EO <3
Senin, 24 November 2014
Bukan mungkin, tapi memang..
Saat aku menulis cerita ini, mungkin kamu sudah pergi, bukan mungkin
tapi memang sudah pergi, tanpa pamit . Mungkin saat ini juga, tiba-tiba
air mataku menetes karena aku sangat merindukanmu . Bukan mungkin, tapi
memang air mata yg keluar dari pelupuk mataku tak kalah derasnya dengan
air hujan di luar sana . Mungkin saat ini aku sedang memikirkanmu, bukan
mungkin tapi memang detik ini aku sangat mengkhawatirkanmu . Kita belum
melangkah begitu jauh, tapi kamu sudah meninggalkanku di batas
kebahagiaan dan kesedihan yang mungkin saja setelah ini akan
menghapiriku . Benarkan ? Kata orang, jangan terlalu percaya pada setiap
ucapan laki-laki . Tapi hebatnya, kamu mampu menyakinkan hatiku untuk
tetap percaya dan memilihmu meski belum ada status kejelasan . Kamu
hanya meyakinkanku tanpa berbuat lebih setelah itu . Pacar ? Bukan, kamu
belum menyatakan cintamu padaku . Kamu hanya berkata sayang . Lagi-lagi
aku harus percaya . Teman ? Bukan, kamu tidak bisa dibilang teman,
karena kita terlalu dekat.. Seperti sepasang kekasih.. Aku bilang
seperti sepasang kekasih, bukan kekasih . Teman dekat ? Mungkin, mungkin
saja .
Kenapa mungkin ? Kenapa kau tak menjelaskan seperti pertanyaan di atas ?
karena sampai sekarang aku tidak mengerti hubungan kita seperti apa . Pacar, Teman, teman dekat, aku tidak mengerti kenapa seolah-olah kamu hanya ingin mempermainkan hatiku . Padahal kamu tau, yang namanya hati tidak boleh di permainkan, hanya boleh dijaga . Dimana pun kamu berada, cepat pulang . Cepat kembali menuju hatiku, jangan biarkan hatiku lelah menunggumu terlalu lama . Apalagi jika hatiku terbuka, kamu lupa menutup dan mengunci hatiku, siapapun boleh masuk, tanpa permisi . siapa suruh kamu pergi tanpa berpamitan . Nomer hape aku masih sama, pin bbm juga ga berubah . Cepet hubungi aku. Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi, aku merindukanmu .
EO <3
Kenapa mungkin ? Kenapa kau tak menjelaskan seperti pertanyaan di atas ?
karena sampai sekarang aku tidak mengerti hubungan kita seperti apa . Pacar, Teman, teman dekat, aku tidak mengerti kenapa seolah-olah kamu hanya ingin mempermainkan hatiku . Padahal kamu tau, yang namanya hati tidak boleh di permainkan, hanya boleh dijaga . Dimana pun kamu berada, cepat pulang . Cepat kembali menuju hatiku, jangan biarkan hatiku lelah menunggumu terlalu lama . Apalagi jika hatiku terbuka, kamu lupa menutup dan mengunci hatiku, siapapun boleh masuk, tanpa permisi . siapa suruh kamu pergi tanpa berpamitan . Nomer hape aku masih sama, pin bbm juga ga berubah . Cepet hubungi aku. Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi, aku merindukanmu .
EO <3
Hanya sekedar mengingat.
Untuk yang (dulu) selalu aku banggakan,
Kamu apa kabar? Sehat? Baguslah kalau memang masih diberi kesehatan, dijaga baik-baik. Jangan sampai sakit.
Masih merokok? Agak dikurangin yaa, kasian jantungmu. Kasian orang yang mencintaimu ikut sakit karena asap rokokmu.
Masih sering minum kopi? Agak di kurangin juga, kasian lambungmu. Kasian jika matamu tak bisa terpejam hanya karena secangkir kopi dan mungkin alasan lainnya.
Masih suka insomnia? Pejamkan matamu sekarang, kasian orang yang berada disampingmu. Khawatir jika ada apa-apa denganmu, meski ia percaya bahwa kamu mampu menjaga diri.
Masih sering main PS? Balajar yang rajin, main gamenya agak dikurangin. Jagain ibu dirumah.
Masih suka ngebut-ngebutan kalau bawa motor? Kan diatas aku sudah bilang, jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Pelan-pelan, asal sampai tujuan. Ga perlu ngebut daripada kenapa-kenapa dijalan.
Ada yang mengkhawatirkanmu, ingat itu.
*sebentar, aku masih mengingat hal-hal yang (dulu) sering kamu lakukan, dan mungkin saja setelah ini harus aku lupakan*
Sudahlah, aku sudah tak bisa mengingat apa-apa. Sampai disini aja dulu, siapa tau kamu membacanya lalu mengerti kenapa selama ini aku melarang ini itu, semua untuk kebaikanmu.
Aku mencintaimu, sangat. Aku selalu ingin terlihat baik di depanmu, didepan mereka (teman ataupun mungkin orang-orang yang ada di dekatmu. Ibu, misalnya).
Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik, sebisa yang aku bisa. Agar kamu tak berpaling, meskipun kenyataannya tidak demikian.
Aku selalu berusaha sabar meskipun kadang aku tidak bisa menahan emosiku, karena terlalu rindu dan ingin segera bertemu. Harusnya kamu mengerti itu.
Aku menyayangimu, tak perduli semua pendapat orang tentangmu. Aku yang tau semua kebaikan dan keburukanmu, dan aku masih tetap menyayangimu.
Hingga pada akhirnya aku harus melepasmu karena.. Ah mungkin kamu sudah tau, sudah bosen mendengar kata-kata ini "Aku sudah bosen melihat kamu mengulangi kesalahan yang sama." Tapi memang kenyataannya seperti itu. Bukannya aku tidak bisa mengerti, hanya saja aku sudah lelah mengingatkanmu, mungkin kamu juga seperti itu.
Aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku melakukan semua yang terbaik hanya untukmu, tapi kalau kenyataannya kamu tidak bisa mengerti, aku yang akan mengalah. Aku yang akan melepasmu. Aku yang akan berusaha keras melewatkanmu, mengikhlaskan semua.
Aku mencintaimu karena kamu. Aku melepasmu karena kamu.. Yang sebenernya.
Terimakasih untuk waktu-waktu indah yang penah kita lewatkan bersama.
Terimakasih atas mimpi-mimpi yang kamu ciptakan dan sirna sebelum waktunya.
Terimakasih untuk rindu-rindumu yang sebentar itu.
Terimakasih.
EO <3
Kamu apa kabar? Sehat? Baguslah kalau memang masih diberi kesehatan, dijaga baik-baik. Jangan sampai sakit.
Masih merokok? Agak dikurangin yaa, kasian jantungmu. Kasian orang yang mencintaimu ikut sakit karena asap rokokmu.
Masih sering minum kopi? Agak di kurangin juga, kasian lambungmu. Kasian jika matamu tak bisa terpejam hanya karena secangkir kopi dan mungkin alasan lainnya.
Masih suka insomnia? Pejamkan matamu sekarang, kasian orang yang berada disampingmu. Khawatir jika ada apa-apa denganmu, meski ia percaya bahwa kamu mampu menjaga diri.
Masih sering main PS? Balajar yang rajin, main gamenya agak dikurangin. Jagain ibu dirumah.
Masih suka ngebut-ngebutan kalau bawa motor? Kan diatas aku sudah bilang, jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Pelan-pelan, asal sampai tujuan. Ga perlu ngebut daripada kenapa-kenapa dijalan.
Ada yang mengkhawatirkanmu, ingat itu.
*sebentar, aku masih mengingat hal-hal yang (dulu) sering kamu lakukan, dan mungkin saja setelah ini harus aku lupakan*
Sudahlah, aku sudah tak bisa mengingat apa-apa. Sampai disini aja dulu, siapa tau kamu membacanya lalu mengerti kenapa selama ini aku melarang ini itu, semua untuk kebaikanmu.
Aku mencintaimu, sangat. Aku selalu ingin terlihat baik di depanmu, didepan mereka (teman ataupun mungkin orang-orang yang ada di dekatmu. Ibu, misalnya).
Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik, sebisa yang aku bisa. Agar kamu tak berpaling, meskipun kenyataannya tidak demikian.
Aku selalu berusaha sabar meskipun kadang aku tidak bisa menahan emosiku, karena terlalu rindu dan ingin segera bertemu. Harusnya kamu mengerti itu.
Aku menyayangimu, tak perduli semua pendapat orang tentangmu. Aku yang tau semua kebaikan dan keburukanmu, dan aku masih tetap menyayangimu.
Hingga pada akhirnya aku harus melepasmu karena.. Ah mungkin kamu sudah tau, sudah bosen mendengar kata-kata ini "Aku sudah bosen melihat kamu mengulangi kesalahan yang sama." Tapi memang kenyataannya seperti itu. Bukannya aku tidak bisa mengerti, hanya saja aku sudah lelah mengingatkanmu, mungkin kamu juga seperti itu.
Aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku melakukan semua yang terbaik hanya untukmu, tapi kalau kenyataannya kamu tidak bisa mengerti, aku yang akan mengalah. Aku yang akan melepasmu. Aku yang akan berusaha keras melewatkanmu, mengikhlaskan semua.
Aku mencintaimu karena kamu. Aku melepasmu karena kamu.. Yang sebenernya.
Terimakasih untuk waktu-waktu indah yang penah kita lewatkan bersama.
Terimakasih atas mimpi-mimpi yang kamu ciptakan dan sirna sebelum waktunya.
Terimakasih untuk rindu-rindumu yang sebentar itu.
Terimakasih.
EO <3
Semoga kamu membacanya (Dariku, untukmu).
00.50 (pesan singkat dariku, untukmu).
Saat aku menulis ini, catatan sederhana yang aku tujukan untukmu. Semoga kamu membacanya. Setelah itu aku berharap ada perubahan darimu.
Saat aku menulis ini, dadaku dipenuhi rasa sesak dan mataku berlinang air mata.
Saat aku menulis ini, ada sesuatu yang membuatku kecewa hingga harus kutuliskan untukmu. Agar kamu mengerti dan tidak mengulangi.
Kalau aku sampai seperti ini, apa kamu juga akan seperti itu? Terus menerus melakukan kesalahan tanpa merasa bersalah? Tidak mengerti jika ada seseorang yang menunggu pesan singkatmu sampai ia ketiduran?
Apa kamu juga tidak mengerti jika ada sesuatu hal yang kamu janjikan, setelah ia menunggu terlalu lama ternyata tidak sesuai apa yang kamu bilang itu menjadi sesak untuknya? Tidak mengerti kah? Kalau memang tidak berniat berjanji, jangan membuat orang menunggu sebelum ia lelap dalam tidurnya. Sungguh, itu tidak mengenakkan. Percaya padaku.
Berulang kali kamu melakukan itu. Tanpa merasa bersalah.
Beberapa hari terakhir ini ada yang tak aku mengerti darimu. Kamu yang kurang peka, atau aku yang harus menunjukkan jika aku sedang kecewa.
Kamu bilang kamu sedang belajar, nanti aku telfon lagi. Katamu, yaa kamu bilang seperti itu. kali ini aku sangat mengerti. Aku tidak akan marah dan tidak akan pernah marah.
Satu jam berlalu, kamu bilang kalau kamu sedang pusing. Masih ingatkah? Harusnya masih, itu kamu kirim beberapa jam yang lalu.
Aku menyuruhmu tidur. Aku kira kamu sudah tidur, satu jam lebih kamu baru membalas pesanku. Aku ketiduran menunggu pesan singkatmu. Tidak ada panggilan masuk darimu. Bukan kali ini saja, kemarin-kemarin juga seperti itu.
Aku tidak tau apa yang kamu lakukan, kamu tidak bilang padaku, seperti biasa kamu selalu melakukan hal yang sama. Selalu membuatku khawatir, berpikiran ini itu.
Aku mengerti jika kesibukanmu bukan hanya mengabariku, tapi apakah sampai seperti ini? Jika sudah bosan, kamu boleh meninggalkanku bukan dengan cara seperti ini.
Berulang kali kamu bilang kalau aku berubah, berulang kali kamu memintaku menjadi aku yang dulu. Tapi berulang kali kamu tidak mengerti kenapa aku sampai seperti ini. Kalau bukan karenamu, itu karena sifat dan kelakuanmu.
Marahku tak pernah membuatmu berubah, kamu tetap mengulangi kesalahan yang sama. Jika marahku tidak membuatmu berubah, apa diamku bisa membuatmu mengerti?
Mengerti jika aku sangat merindukanmu. Mengerti sebab marahku. Mengerti kenapa sampai nomorku tidak dapat kamu hubungi. Mengerti semua hal yang tidak kamu mengerti dan itu harus kamu mengerti.
Kata orang, cinta adalah kuatmu. jika kuatmu tidak dihargai, kamu boleh pergi. Apa aku harus seperti itu?
Sabar memang tidak ada batasnya, namun ada tempatnya. Kamu memintaku untuk sabar, tapi kamu tidak mengerti kalau sabar ada batasnya.
Jika suatu saat nanti aku lelah dengan semua ini. Tolong mengertilah! jika kuatku melemah untuk terus berada disampingmu. Berubahlah.
EO <3
Saat aku menulis ini, catatan sederhana yang aku tujukan untukmu. Semoga kamu membacanya. Setelah itu aku berharap ada perubahan darimu.
Saat aku menulis ini, dadaku dipenuhi rasa sesak dan mataku berlinang air mata.
Saat aku menulis ini, ada sesuatu yang membuatku kecewa hingga harus kutuliskan untukmu. Agar kamu mengerti dan tidak mengulangi.
Kalau aku sampai seperti ini, apa kamu juga akan seperti itu? Terus menerus melakukan kesalahan tanpa merasa bersalah? Tidak mengerti jika ada seseorang yang menunggu pesan singkatmu sampai ia ketiduran?
Apa kamu juga tidak mengerti jika ada sesuatu hal yang kamu janjikan, setelah ia menunggu terlalu lama ternyata tidak sesuai apa yang kamu bilang itu menjadi sesak untuknya? Tidak mengerti kah? Kalau memang tidak berniat berjanji, jangan membuat orang menunggu sebelum ia lelap dalam tidurnya. Sungguh, itu tidak mengenakkan. Percaya padaku.
Berulang kali kamu melakukan itu. Tanpa merasa bersalah.
Beberapa hari terakhir ini ada yang tak aku mengerti darimu. Kamu yang kurang peka, atau aku yang harus menunjukkan jika aku sedang kecewa.
Kamu bilang kamu sedang belajar, nanti aku telfon lagi. Katamu, yaa kamu bilang seperti itu. kali ini aku sangat mengerti. Aku tidak akan marah dan tidak akan pernah marah.
Satu jam berlalu, kamu bilang kalau kamu sedang pusing. Masih ingatkah? Harusnya masih, itu kamu kirim beberapa jam yang lalu.
Aku menyuruhmu tidur. Aku kira kamu sudah tidur, satu jam lebih kamu baru membalas pesanku. Aku ketiduran menunggu pesan singkatmu. Tidak ada panggilan masuk darimu. Bukan kali ini saja, kemarin-kemarin juga seperti itu.
Aku tidak tau apa yang kamu lakukan, kamu tidak bilang padaku, seperti biasa kamu selalu melakukan hal yang sama. Selalu membuatku khawatir, berpikiran ini itu.
Aku mengerti jika kesibukanmu bukan hanya mengabariku, tapi apakah sampai seperti ini? Jika sudah bosan, kamu boleh meninggalkanku bukan dengan cara seperti ini.
Berulang kali kamu bilang kalau aku berubah, berulang kali kamu memintaku menjadi aku yang dulu. Tapi berulang kali kamu tidak mengerti kenapa aku sampai seperti ini. Kalau bukan karenamu, itu karena sifat dan kelakuanmu.
Marahku tak pernah membuatmu berubah, kamu tetap mengulangi kesalahan yang sama. Jika marahku tidak membuatmu berubah, apa diamku bisa membuatmu mengerti?
Mengerti jika aku sangat merindukanmu. Mengerti sebab marahku. Mengerti kenapa sampai nomorku tidak dapat kamu hubungi. Mengerti semua hal yang tidak kamu mengerti dan itu harus kamu mengerti.
Kata orang, cinta adalah kuatmu. jika kuatmu tidak dihargai, kamu boleh pergi. Apa aku harus seperti itu?
Sabar memang tidak ada batasnya, namun ada tempatnya. Kamu memintaku untuk sabar, tapi kamu tidak mengerti kalau sabar ada batasnya.
Jika suatu saat nanti aku lelah dengan semua ini. Tolong mengertilah! jika kuatku melemah untuk terus berada disampingmu. Berubahlah.
EO <3
Jika aku yang salah, kamu boleh pergi.
Untuk kesekian kalinya, hanya karena masalah kecil bisa memicu
pertengkaran diantara kita. Kita sama-sama Mendahulukan ego yang
terkadang menjadi sebuah penyesalan.
Jika aku yang sudah tidak bisa mengerti, tolong jelaskan padaku agar kelak kita tidak bertengkar hanya karena masalah yang sama.
Jika aku yang salah, tolong ingatkan. Agar aku tidak membenarkan egoku sendiri.
Jika aku sudah mulai bosan memahamimu, tolong yakinkan aku bahwa hanya dirimu yang membuatku kuat sampai detik ini.
Jika nanti aku sudah tak percaya denganmu lagi, ingatkan aku kalau selama ini percayaku hanya untukmu.
Dan jika kamu melakukan kesalahan, kamu tidak akan mengulanginya lagi. Meski kenyatannya tak begitu.
Yakinkan aku, semudah kamu meyakinkanku (dulu) ketika kamu berfikir kalau aku perempuan yang mudah di bohongi.
Pahami diamku, pahami kekecewaanku. Jika hatiku terlaku sakit untuk memaafkan, tolong berjuanglah lebih untuk mendapat maaf dariku, bukan hanya diam.
Kadang, aku diam hanya untuk melihat betapa berharganya diriku untukmu. Jika terlalu berharga, kamu tidak akan pernah diam, kamu pasti akan memperjuangkanku lebih.
Jika aku terlalu banyak menuntut, bilang padaku. Kalau kamu lelah, bersandarlah. Bicarakan padaku. Agar aku mengerti.
Aku hanya ingin di perjuangkan lebih. Aku hanya ingin kamu tidak mengulangi pemicu peretak hubungan kita. Aku tidak akan memulai jika kamu tidak memulai terlebih dahulu.
Perjuangkan aku semampumu. Sekuatmu.
Jika sudah lelah memahamiku, kamu boleh pergi.
Jika terlalu sulit untuk bertahan, kamu boleh pergi.
Jika kamu sudah tidak kuat, kamu boleh pergi.
Jika aku yang salah, sekali lagi aku katakan, kamu boleh pergi.
Kamu pantas untuk bahagia. Kalaupun bahagiamu tidak lagi bersamaku, kamu boleh pergi sesuka hati.
EO <3
Jika aku yang sudah tidak bisa mengerti, tolong jelaskan padaku agar kelak kita tidak bertengkar hanya karena masalah yang sama.
Jika aku yang salah, tolong ingatkan. Agar aku tidak membenarkan egoku sendiri.
Jika aku sudah mulai bosan memahamimu, tolong yakinkan aku bahwa hanya dirimu yang membuatku kuat sampai detik ini.
Jika nanti aku sudah tak percaya denganmu lagi, ingatkan aku kalau selama ini percayaku hanya untukmu.
Dan jika kamu melakukan kesalahan, kamu tidak akan mengulanginya lagi. Meski kenyatannya tak begitu.
Yakinkan aku, semudah kamu meyakinkanku (dulu) ketika kamu berfikir kalau aku perempuan yang mudah di bohongi.
Pahami diamku, pahami kekecewaanku. Jika hatiku terlaku sakit untuk memaafkan, tolong berjuanglah lebih untuk mendapat maaf dariku, bukan hanya diam.
Kadang, aku diam hanya untuk melihat betapa berharganya diriku untukmu. Jika terlalu berharga, kamu tidak akan pernah diam, kamu pasti akan memperjuangkanku lebih.
Jika aku terlalu banyak menuntut, bilang padaku. Kalau kamu lelah, bersandarlah. Bicarakan padaku. Agar aku mengerti.
Aku hanya ingin di perjuangkan lebih. Aku hanya ingin kamu tidak mengulangi pemicu peretak hubungan kita. Aku tidak akan memulai jika kamu tidak memulai terlebih dahulu.
Perjuangkan aku semampumu. Sekuatmu.
Jika sudah lelah memahamiku, kamu boleh pergi.
Jika terlalu sulit untuk bertahan, kamu boleh pergi.
Jika kamu sudah tidak kuat, kamu boleh pergi.
Jika aku yang salah, sekali lagi aku katakan, kamu boleh pergi.
Kamu pantas untuk bahagia. Kalaupun bahagiamu tidak lagi bersamaku, kamu boleh pergi sesuka hati.
EO <3
yang tidak aku mengerti
Kita beda . Dua kata yg sering keluar masuk pikiranku . Entah aku yang
sudah tak mengerti dirimu atau sebaliknya . Kita pernah melewati
masa-masa menyenangkan sekaligus masa yang paling menyesakkan dada .
Putus-nyambung seakan sudah menjadi pelengkap hubungan kita . Tapi,
entah mengapa kali ini aku benar-benar tak mengerti dengan diriku
ataupun kamu yang selama ini mampu meyakinkanku bahwa kamu masih tetap
sama . Ada yang berbeda darimu . Ada yang tak ku mengerti dengan sifatmu
akhir-akhir ini . Kita bertengkar, lalu baikan . Putus, lalu balikan
(lagi).
Aku sudah berusaha keras menjadi yang terbaik untukmu, untuk hubungan kita . Aku sudah berusaha menahan sakit di dada saat ada beberapa perempuan lain mengaku menjadi pacarmu selain aku . Aku sudah menutup rapat-rapat telingaku saat ada yg berusaha menjelekkanmu . Aku tau itu tidak benar . Pacarku tidak begitu .
Aku sudah berusaha menahan kecewa jika apa yg sudah kita rencanakan tidak sesuai rencana .
Yang tidak aku mengerti.. Jika aku sudah berusaha begitu keras, apa kamu juga tidak mengerti? Tidak menyadari artimu lebih dari yang kamu tau?
Jujur saja, aku rindu awal-awal kita kenalan . Manis.. Aku ingin mengulanginya sekali lagi dan berharap kamu tidak berubah lagi .
Aku rindu melihat lampu LED handphoneku menyala tiap pagi lengkap dengan getaran "ping" dari kamu dan seketika itu aku langsung terbangun dari tidurku. Aku rindu mengangkat telfon darimu saat aku masih sibuk menyiapkan buku yg harus aku masukkan kedalam tas pagi ini. Aku merindukan semuanya yang sekarang tidak pernah kamu lakukan lagi.
Jika memang sudah saatnya kamu pergi.. Aku berjanji tidak akan melarangmu atau menahanmu . Aku akan berusaha keras melupakan segalanya tentang kita . Jika aku dan kamu tidak bisa menjadi kita (lagi), aku akan mati-matian merelakan semuanya seperti kehendak tuhan . Aku tidak akan mencegah atau pun memintamu kembali lagi . Aku tidak akan mengusik hari-harimu (lagi). Tidak akan mencari tau tentangmu ataupun mencari tau kepada siapa hatimu di titipkan setelah aku . Jika memang melupakanmu adalah yang terbaik.. Maka akan aku lakukan . Dengan segala cara, apapun itu.
Aku hanya ingin mengingatkan.. jika selama ini aku berusaha begitu keras mempertahankan, bukan berarti aku tidak bisa melepaskan. kan ?
EO <3
Aku sudah berusaha keras menjadi yang terbaik untukmu, untuk hubungan kita . Aku sudah berusaha menahan sakit di dada saat ada beberapa perempuan lain mengaku menjadi pacarmu selain aku . Aku sudah menutup rapat-rapat telingaku saat ada yg berusaha menjelekkanmu . Aku tau itu tidak benar . Pacarku tidak begitu .
Aku sudah berusaha menahan kecewa jika apa yg sudah kita rencanakan tidak sesuai rencana .
Yang tidak aku mengerti.. Jika aku sudah berusaha begitu keras, apa kamu juga tidak mengerti? Tidak menyadari artimu lebih dari yang kamu tau?
Jujur saja, aku rindu awal-awal kita kenalan . Manis.. Aku ingin mengulanginya sekali lagi dan berharap kamu tidak berubah lagi .
Aku rindu melihat lampu LED handphoneku menyala tiap pagi lengkap dengan getaran "ping" dari kamu dan seketika itu aku langsung terbangun dari tidurku. Aku rindu mengangkat telfon darimu saat aku masih sibuk menyiapkan buku yg harus aku masukkan kedalam tas pagi ini. Aku merindukan semuanya yang sekarang tidak pernah kamu lakukan lagi.
Jika memang sudah saatnya kamu pergi.. Aku berjanji tidak akan melarangmu atau menahanmu . Aku akan berusaha keras melupakan segalanya tentang kita . Jika aku dan kamu tidak bisa menjadi kita (lagi), aku akan mati-matian merelakan semuanya seperti kehendak tuhan . Aku tidak akan mencegah atau pun memintamu kembali lagi . Aku tidak akan mengusik hari-harimu (lagi). Tidak akan mencari tau tentangmu ataupun mencari tau kepada siapa hatimu di titipkan setelah aku . Jika memang melupakanmu adalah yang terbaik.. Maka akan aku lakukan . Dengan segala cara, apapun itu.
Aku hanya ingin mengingatkan.. jika selama ini aku berusaha begitu keras mempertahankan, bukan berarti aku tidak bisa melepaskan. kan ?
EO <3
Langganan:
Postingan (Atom)