Senin, 24 November 2014

Bukan mungkin, tapi memang..

Saat aku menulis cerita ini, mungkin kamu sudah pergi, bukan mungkin tapi memang sudah pergi, tanpa pamit . Mungkin saat ini juga, tiba-tiba air mataku menetes karena aku sangat merindukanmu . Bukan mungkin, tapi memang air mata yg keluar dari pelupuk mataku tak kalah derasnya dengan air hujan di luar sana . Mungkin saat ini aku sedang memikirkanmu, bukan mungkin tapi memang detik ini aku sangat mengkhawatirkanmu . Kita belum melangkah begitu jauh, tapi kamu sudah meninggalkanku di batas kebahagiaan dan kesedihan yang mungkin saja setelah ini akan menghapiriku . Benarkan ? Kata orang, jangan terlalu percaya pada setiap ucapan laki-laki . Tapi hebatnya, kamu mampu menyakinkan hatiku untuk tetap percaya dan memilihmu meski belum ada status kejelasan . Kamu hanya meyakinkanku tanpa berbuat lebih setelah itu . Pacar ? Bukan, kamu belum menyatakan cintamu padaku . Kamu hanya berkata sayang . Lagi-lagi aku harus percaya . Teman ? Bukan, kamu tidak bisa dibilang teman, karena kita terlalu dekat.. Seperti sepasang kekasih.. Aku bilang seperti sepasang kekasih, bukan kekasih . Teman dekat ? Mungkin, mungkin saja .
Kenapa mungkin ? Kenapa kau tak menjelaskan seperti pertanyaan di atas ?
karena sampai sekarang aku tidak mengerti hubungan kita seperti apa . Pacar, Teman, teman dekat, aku tidak mengerti kenapa seolah-olah kamu hanya ingin mempermainkan hatiku . Padahal kamu tau, yang namanya hati tidak boleh di permainkan, hanya boleh dijaga . Dimana pun kamu berada, cepat pulang . Cepat kembali menuju hatiku, jangan biarkan hatiku lelah menunggumu terlalu lama . Apalagi jika hatiku terbuka, kamu lupa menutup dan mengunci hatiku, siapapun boleh masuk, tanpa permisi . siapa suruh kamu pergi tanpa berpamitan . Nomer hape aku masih sama, pin bbm juga ga berubah . Cepet hubungi aku. Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi, aku merindukanmu .

EO <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar