Cerita ini masih menyangkut tentang postingan sebelumnya yaitu "Saat Itu Sebelum Negara Api Menyerang" kalau belum baca, coba cek di link ini: http://elmioktaviyani.blogspot.com/2015/01/saat-itu-sebelum-negara-api-menyerang.html (part 1) dan http://elmioktaviyani.blogspot.com/2015/01/saat-itu-sebelum-negara-api-menyerang_27.html (part 2)
Pertengahan malam yang tidak biasa dari biasanya. Kali ini, tiba-tiba
aku teringat seseorang yang berhasil meneteskan air mataku sampai
beberapa hari lamanya. Mungkin karena malam ini tidak ada pekerjaan yang
aku lakukan seperti biasanya. Malam ini aku hanya mendengarkan lagu
kesukaanku sembari menatap langit yang di hiasi bintang-bintang dari
balik jedela kamarku. Sungguh, itu sangat menyenangkan. Tapi tidak dengan kenangan yang muncul setelah itu.
Hey hey, kalau aku tiba-tiba teringat kamu, itu bukan salahku yaa. Terlalu banyak kenangan yang terukir sih :p.
Kamu udah bahagia dengan yang sekarang? Kalau iya, ya syukur
alhamdulillah. Kalau tidak, bagaimana? Ya, itu terserahmu. Siapa suruh
tiba-tiba pergi tanpa alasan. Dulu kan aku sudah pernah mengingatkan,
kamu boleh pergi kalau dia memang yang terbaik. Tapi, bukankah si
perusak memang pantas dengan si penggoda? Hehe. Berbahagialah.
Aku teringat tentangmu, bukan berarti ingin kembali loh yaa, aku
hanya mengenang masa-masa dimana ada sosok yang pernah engkau
bahagiakan, lelaki tampan, saat itu. Saat masih menjadi milikku.
Moving on! Loh aku uda move on semenjak beberapa bulan yang lalu. Mana mungkin aku masih terpuruk karena kejadian itu.
Aku selalu percaya ada pelangi setelah badai berlalu. Buktinya,
sekarang aku menemukan lelaki yang lebih baik darimu, semoga saja memang
begitu. Kalau memang belum yang terbaik, aku hanya mengikuti alurNya.
Semua yang datang dan pergi akan memberikan pelajaran terbaik untukku
kelak. Aku percaya itu.
The best ex-lover, isn't he? Ah, aku rasa tidak pernah ada mantan terbaik. Kalau ada, yang terbaik kenapa harus jadi mantan?
Tapi tunggu dulu, mungkin sebutan "mantan terbaik" hanya cocok untuk
pasangan yang di pisahkan bukan karena kemauan mereka. Bisa jadi karena
orang tua, status sosial, atau yang paling sering adalah agama. Mereka
terpaksa berpisah karena banyak yang tidak menginginkan kehadiran mereka
sebagai sepasang kekasih. Padahal, apa yang sudah di pasangkan oleh
tuhan, tidak bisa di pisahkan oleh manusia. Tuhan selalu mempunyai
takdir-takdir yang indah untuk umatnya. ya, aku sangat mempercayai itu.
Kamu mantan terbaikku? Atau salah satu mantan terbaikku? Tidak.
Tidak ada mantan terbaikku, saat ini. Mantan terbaikku akan datang pada
waktu yang tepat.
Kita berpisah karena kemauan sendiri. Karena ego masing-masing.
Kalaupun ada mantan terbaik, pasti itu bukan kamu. Mana ada mantan
terbaik yang meninggalkan kekasihnya (dulu) karena perempuan yang baru
dia kenal. Haha. Kalau teringat kejadian itu, sakitnya masih terasa
sampai sekarang. Tapi tidak apa-apa, Aku akan segera menyembuhkan luka
lamaku. Percayalah.
Aku percaya. Kelak, mantan terbaikku akan datang. Bukan sebagai
mantan kekasih yang sudah-sudah, tapi sebagai mantan kekasih yang berani
meminta izin kepada ayahku, agar aku di izinkan menjadi pendamping
dalam hidupmu.
Mantan kekasih yang siap menjadi calon imamku. Mantan kekasih yang
akan memberiku seperangkat alat sholat dan yang akan mengajakku
berjamaah sebagai satu shaf di belakangmu.
(eo)