Rabu, 15 April 2015

The best ex-lover, isn't he?

Cerita ini masih menyangkut tentang postingan sebelumnya yaitu "Saat Itu Sebelum Negara Api Menyerang" kalau belum baca, coba cek di link ini: http://elmioktaviyani.blogspot.com/2015/01/saat-itu-sebelum-negara-api-menyerang.html (part 1) dan http://elmioktaviyani.blogspot.com/2015/01/saat-itu-sebelum-negara-api-menyerang_27.html (part 2)



Pertengahan malam yang tidak biasa dari biasanya. Kali ini, tiba-tiba aku teringat seseorang yang berhasil meneteskan air mataku sampai beberapa hari lamanya. Mungkin karena malam ini tidak ada pekerjaan yang aku lakukan seperti biasanya. Malam ini aku hanya mendengarkan lagu kesukaanku sembari menatap langit yang di hiasi bintang-bintang dari balik jedela kamarku. Sungguh, itu sangat menyenangkan. Tapi tidak dengan kenangan yang muncul setelah itu.

Hey hey, kalau aku tiba-tiba teringat kamu, itu bukan salahku yaa. Terlalu banyak kenangan yang terukir sih :p.
Kamu udah bahagia dengan yang sekarang? Kalau iya, ya syukur alhamdulillah. Kalau tidak, bagaimana? Ya, itu terserahmu. Siapa suruh tiba-tiba pergi tanpa alasan. Dulu kan aku sudah pernah mengingatkan, kamu boleh pergi kalau dia memang yang terbaik. Tapi, bukankah si perusak memang pantas dengan si penggoda? Hehe. Berbahagialah.
Aku teringat tentangmu, bukan berarti ingin kembali loh yaa, aku hanya mengenang masa-masa dimana ada sosok yang pernah engkau bahagiakan, lelaki tampan, saat itu. Saat masih menjadi milikku.

Moving on! Loh aku uda move on semenjak beberapa bulan yang lalu. Mana mungkin aku masih terpuruk karena kejadian itu.
Aku selalu percaya ada pelangi setelah badai berlalu. Buktinya, sekarang aku menemukan lelaki yang lebih baik darimu, semoga saja memang begitu. Kalau memang belum yang terbaik, aku hanya mengikuti alurNya. Semua yang datang dan pergi akan memberikan pelajaran terbaik untukku kelak. Aku percaya itu.

The best ex-lover, isn't he? Ah, aku rasa tidak pernah ada mantan terbaik. Kalau ada, yang terbaik kenapa harus jadi mantan?
Tapi tunggu dulu, mungkin sebutan "mantan terbaik" hanya cocok untuk pasangan yang di pisahkan bukan karena kemauan mereka. Bisa jadi karena orang tua, status sosial, atau yang paling sering adalah agama. Mereka terpaksa berpisah karena banyak yang tidak menginginkan kehadiran mereka sebagai sepasang kekasih. Padahal, apa yang sudah di pasangkan oleh tuhan, tidak bisa di pisahkan oleh manusia. Tuhan selalu mempunyai takdir-takdir yang indah untuk umatnya. ya, aku sangat mempercayai itu.

Kamu mantan terbaikku? Atau salah satu mantan terbaikku? Tidak. Tidak ada mantan terbaikku, saat ini. Mantan terbaikku akan datang pada waktu yang tepat.
Kita berpisah karena kemauan sendiri. Karena ego masing-masing. Kalaupun ada mantan terbaik, pasti itu bukan kamu. Mana ada mantan terbaik yang meninggalkan kekasihnya (dulu) karena perempuan yang baru dia kenal. Haha. Kalau teringat kejadian itu, sakitnya masih terasa sampai sekarang. Tapi tidak apa-apa, Aku akan segera menyembuhkan luka lamaku. Percayalah.

Aku percaya. Kelak, mantan terbaikku akan datang. Bukan sebagai mantan kekasih yang sudah-sudah, tapi sebagai mantan kekasih yang berani meminta izin kepada ayahku, agar aku di izinkan menjadi pendamping dalam hidupmu.
Mantan kekasih yang siap menjadi calon imamku. Mantan kekasih yang akan memberiku seperangkat alat sholat dan yang akan mengajakku berjamaah sebagai satu shaf di belakangmu.

(eo)